Dipanggil Untuk Berkarya, Rudenim Kupang Ikuti Persekutuan Oikumene

Share

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Kupang – Dengan tema “Dipanggil Untuk Berkarya”, ASN RUDENIM Kupang yang beragama Nasrani mengikuti Kebaktian Persekutuan Oikumene Kementerian Hukum dan HAM RI secara virtual, Pada Jumat (05/11)

Pada kesempatan kali ini, Ibadah Oikumene dilaksanakan di Lapas Dewasa Kelas II A Kupang yang diikuti secara virtual oleh ASN Kemenkumham beragama Nasrani di seluruh Indonesia dan turut mengundang Pdt. Yandi Manobe sebagai hamba Tuhan yang memberikan renungan. Dalam tema “Dipanggil Untuk Berkarya”, Pdt. Yandi menekankan beberapa hal yakni : Berkarya sampai tanda Kerajaan Tuhan datang, kasih, fokus sampai karya kita berkenan pada Tuhan, pengambilan keputusan dan kedewasaan spiritual.

“Dalam pekerjaan yang dipercayakan pada kita, yang pertama kita harus berkarya sampai kerajaan Tuhan datang, sambil berkarya kita melakukan dengan kasih kepada siapapun yang kita temui. Selain itu, kita juga harus fokus dalam melaksanakan karya kita, agar karya kita berkenan dihadapan Tuhan, jangan kita melenceng dari pekerjaan kita. Juga kita harus mengambil keputusan dan harus dewasa dalam spiritual” ujar Pdt. Yandi.Pdt. Yandi melanjutkan “Saudara juga harus tetap merasa cukup dan bersyukur atas apa yang kita miliki saat ini. Tuhan sudah memberi berkat masing – masing dan berkat Tuhan itu tidak akan tertukar, Janganlah kita memeras ataupun merampas hak orang lain dan jangan kita melupakan Tuhan atas semua berkat yang telah diberikan.”Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM NTT, Marciana D. Jone setelah Kebaktian Persekutuan Online menyampaikan rasa terima kasih dan mengingatkan kepada ASN Kemenkumham untuk tetap menjadi Kristen sejati, menjadi garam dan terang bagi setiap orang disekitar kita.

Ketua Persekutuan Oikumene Kementerian Hukum dan HAM, Rony Sompie berkomentar “Terima kasih atas partisipasi rekan – rekan semua, terima kasih pula Kanwil NTT dan juga Hamba Tuhan bertugas. Kita tidak perlu terus – terus menggerutu perihal COVID – 19 ini, karena dibalik penderitaan ada hikmah yang bisa kita petik, salah satunya apabila tidak ada pandemi ini, tidak mungkin kita bisa melaksanakan Persekutuan Doa, silahturahmi bersama – sama seperti ini meskipun secara online”.

Scroll to Top