
Kupang – Rumah Detensi Imigrasi Kupang mengikuti Rapat Koordinasi dan Lokakarya Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Terhadap Air, Higiene dan Sanitasi di Akomodasi Pengungsi di Kota Kupang, Selasa (09/05).
Kegiatan yang dilaksanakan Oleh Internasional Organization For Migration (IOM) Kupang bertempat di Hotel Neo Aston dihadiri oleh Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban ,Melsy Irene Y. Fanggi, 3 (tiga) Pengelola Hotel tempat penampungan pengungsi, Badan Kesbangpol Kota Kupang, Dinas Kesehatan Kota Kupang, Puskesmas Oepoi, dan Puskesmas Oesapa.


Materi pertama dibawakan oleh Sanitarian, Valentinus Nedis, berjudul Laporan Kegiatan Inspeksi Kesehatan lingkungan dan Pemeriksaan Laboratorium merupakan hasil pemeriksaan langsung terhadap kualitas Air di tempat penampungan sementara Ina Boi dan Rekomendasi dari setiap hasil Inspeks tersebut.
“Sebuah Hotel Hendaknya memiliki standar tersendiri yang ditekankan kepada setiap karyawan dalam memberikan layanan kepada pelanggan khususnya aspek instagible produk sebagai salah satu jasa yang siap dinikmati, utamanya pada bagian dapur restoran hotel perihal kesehatan dan kebersihan dalam pengelolaan makanan” Jelas Sanitarian.
“Pengelolaan makanan secara higienis sehingga tidak terjadi pencemaran secara mikrobiologis baik untuk air bersih, air minum, makanan maupun usap alat makan” Tambahnya.

Materi kedua dibawakan oleh Andrianovi B.K. Kleden seorang Sanitarian, materi yang dibawah berjudul presentasi hasil IKL pada tempat penampungan sementara Hotel Kupang Inn dan Hotel Lavender.
Selain menampilkan hasil IKL yang dilakukan Andrianovi juga menerangkan tentang Rekomendasi untuk memperbaiki kesediaan air, kondisi Udara, ketersediaan sarana dan bangunan untuk pengunjung.
“Dalam aktifitasnya, manusia membutuhkan ketersediaan air bersih dan pangan yang cukup, dan juga Papan sebagai tempat berlindung. Dalam prosesnya manusia pun akan menghasilkan sampah/limbah sehingga dibutuhkan ketersediaan sarana sanitasi untuk mendukungnya. Demikian pula dengan pengungsi, “Ujar Andrianovi.
“Akomodasi tempat penampungan/pengungsi rentan dengan berbagai penyakit berbasis lingkungan, akibat kurangnya ketersediaan air bersih, ketersediaan sarana sanitasi yang tidak sebanding dengan jumlah pengungsi dan juga perilaku (personal Hygiene ) pengungsi itu sendiri” Lanjutnya.
Rudenim Kupang, yang diwakili oleh Kepala Seksi Keamanan dan Ketertiban, Melsy I.Y. Fanggi berharap agar ke-3 hotel tempat penampungan pengungsi agar dapat melaksanakan rekomendasi yang sudah dipaparkan oleh pemateri.
“Terimakasih saya ucapakan kepada IOM yang telah menyelenggarakan kegiatan ini dengan mendatangkan narasumber yang menyajikan materi dengan sangat baik, untuk itu saya berharap para pemangku kepentingan, khususnya ke-3 pengelola hotel tempat penampungan pengungsi agar dapat melaksanakan rekomendasi yang sudah dipaparkan.” imbuh Melsy.

“Dan kepada para stakeholder terkait agar terus memantau dan menghimbau pelaksanaannya dan langkah yang diambil jika rekomendasi tersebut tidak dijalankan.” tutupnya.
